Wakil Presiden Boediono menilai situasi perekonomian dunia belum membaik dan penuh ketidakpastian untuk beberapa waktu ke depan. Pelaku usaha dalam negeri diminta harus siap dengan risiko turunnya permintaan.
Cara yang jitu biar krisis tidak terlalu mempengaruhi dalam negeri adalah semua pemangku kepentingan bersepakat mendorong hilirisasi industri. Hilirisasi dinilai strategi paling tepat dalam menghadapi kondisi perekonomian lesu.
"Kita bersyukur dikaruniai kekayaan alam, tapi jangan terhanyut hanya berebut kekayaan, berebut konsesi, bukan untuk meningkatkan hilirisasi yang fokusnya produktivitas. Sebab kunci keberlanjutan perekonomian adalah produktivitas dari sisi penawaran," ujarnya saat memberi sambutan diskusi Kompas 100 CEO Forum di Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu (28/11).
Dia mengatakan jika banyak pihak enggan melakukan inovasi teknologi dan hanya fokus pada perebutan konsensi sumber daya alam dan eksploitasi bahan mentah, pemerintah khawatir hasilnya akan negatif bagi kesinambungan perekonomian negara.
"Negara yang punya kekayaan alam melimpah bisa jadi malah tidak maju, karena semuanya serba mudah, tidak ada insentif, diambil saja, seperti jual warisan, mematikan semangat mencari sumber produktivitas dan manajemen baru, akhirnya mematikan inovasi. Itu tidak akan memajukan ekonomi kita," katanya.
Pelaksanaan hilirisasi akan mendorong transfer pengetahuan pada pekerja soal cara pengolahan produk bernilai tambah. Bertambahnya pengetahuan nanti bakal meningkatkan produktivitas pekerja.
"Kita bisa lebih berbahagia lagi kalau kita punya sumber daya manusia yang unggul. Kekayaan alam sepatutnya mentransformasi sumber daya manusia untuk lebih unggul. Itu tujuan eksploitasi kekayaan alam," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar